Seharusnya saya tidak kuliah di Jurusan PAI

Perkenalkan nama saya akbar Ilyas, ayah dan ibu melahirkan saya di kota tercinta yaitu ujung pandang (makassar), bertepatan pada tanggal 01 januari 1989. Jadi bisa di katakan umur saya sekarang menginjak 24 tahun. Alhamdullah allah masih memberikan kesempatan hidup sampai sekarang, dan saya berharap bisa hidup terus sampai di pertemukan dengan kekasih tercinta untuk membangun keluarga yang sakinah, mawaddah, warahmah nantinya,,, amin.

Doakan juga, semoga saya bisa keliling keluar negri, karena itu adalah cita2 saya selama ini. Belajar dan mencari ilmu di sana, sebagai mana pepatah mengatakan bercita-citalah setinggi langit, carilah ilmu sampai ujung dunia, sampai engkau bosan dengan dunia dan akhirnya meninggal dengan khusnul khotimah.

Masuk dunia kampus atau bangku kuliah adalah suatu hal yang tidak saya sengaja selama ini,,, karena dulu saya hanya berfikir bagaimana bisa membahagiakan kedua orang tuaku, terutama ibu saya, dan itu tidak harus melalui bangku kuliah. Akan tetapi teman-teman, kepala sekolah, keluarga dan kerabat semuanya mendukung dan mendorong saya untuk belajar lagi ke jenjang yang lebih tinggi,,, dengan penuh lika liku dan cobaan, juga dihadapkan dengan beberapa pilihan dan kampuas, dan akhirnya ketemulah saya dengan kampus tercinta ini, yaitu Pendidikan Ulama Tarjih Muhammadiyah (PUTM) sederajat dengan d3 dan melanjutkan di universitas muhammadiyah Yogyakarta untuk menyelesaikan Strata satu (s1). Mungkin saya di takdirkan untuk bertemu teman yang denganya bisa merasakan kehidupan asrama dan kos-kosan….

Dari awal memang tidak terfikir untuk masuk kuliiah,,, maka jurusan apapun yang harus di ambil belum terfikir sebelumnya. Akan tetapi allah mentakdirkan saya untuk kuliah. Dan akhirnya terdampar di Agama islam, tepatnya jurusan pendidikan agama islam…hihihihi

Jujur saja, kalau ditanya kenapa pilih jurusan PAI (Pendidikan Agama Islam)??? Hati kecil saya menjawab bukan itu seharusnya,,, saya suka orang yg berpakaian rapi, membawa koper, dan jas pergi ke kantor,,,, mungkin itu lebih ke jurusan ekonomi atau perkantoran. Dan saya juga suka berolahraga, futsal, sepak bola, takrow (walaupun saya tidak mahir),, dan itu mungkin ke jurusan olahraga. atau mungkin kebiasaan saya menekuni internet marketing atau bisnis ya minimal masuk pemprograman/IT. atau mungkin saya lebih enjoy jika masuk ke dunia kesehatan cos senang membantu orang. nah kalo jurusan PAI ni yang saya takutkan malah membentuk peserta didik yang jauh dari ajaran agam atau norma yang berlaku di masyarakat.




"Nasi sudah menjadi bubur" biar bubur itu menjadi enak dan lezat maka tugas saya adalah membumbui, meracik, dan menambahinya dengan sedikit gula. Biarlah saya masuk di jurusan PAI ini, toh bagus juga dan tidak ada salahnya saya mencoba mendalami dan memperlajarinya. Dan ternyata banyak pengalaman yang tidak bisa digambarkan secara keseluruhan. terlebih lagi selama menempuh kuliah sy termasuk mahasiswa yang tidak dikenakan biaya perkuliahn.

Dari jurusan PAI ini sya tahu bagaimana seharusnya menjadi guru yang baik, memberi pelajaran yang baik, menyusun kurikulum yang baik untuk anak- anak didik kita. Termasuk bagaimanakah seharusnya pendidikan itu di bawa ke masa depan yang lebih baik. dan seharusnya itulah yang harus di fikirkan oleh calon-calon guru di masa depan, yakni membawa anak-anak menjadi peserta didik yang bermoral, berkarakter, dan berilmu. Pendidikan sedikit lebih keras akan tetapi menghasilkan alumni2 yang tangguh itu lebih baik, daripada pendidikan tanpa kekerasan tetapi menghasilkan alumni yang lebay dan lemah seperti sekarang ini.
                                              
Anyway buat teman-teman yang mengalami hal serupa dengan saya, jangan pesimis dan putus asa! banyak yang kurang beruntung dari kita. karenanya mari kita syukuri keadaan kita sekarang.

Artikel Coret Apa Saja Lainnya :

0 komentar:

Post a Comment

Scroll to top